Kendal – Madrasah Ibtidaiyah NU 53 Turunrejo Brangsong Kendal melakukan lebih banyak perubahan positif setelah menjadi mitra Program Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran (PINTAR) Tanoto Foundation. Perubahan tersebut bukan hanya aspek pembelajaran, juga aspek manajemen berbasis madrasah, peran serta masyarakat, dan pengembangan budaya baca.
Training spesialis Program PINTAR Jawa Tengah, Seno M Daud (27/6) menjelaskan bahwa perubahan yang telah dia lihat diantaranya yaitu semua ruang kelas telah berubah menjadi tempat yang penuh dengan sumber belajar. Tempat duduk telah ditata dengan memperhatikan mobilitas, interaksi, dan akses siswa dan guru dalam belajar. Meja belajar juga sudah diubah menjadi lebih lebar sehingga memungkinkan siswa bekerja dalam kelompok dan berpasangan. Sudut baca dan papan pajangan tempat hasil karya siswa juga telah tersedia di setiap kelas.
“Semua kebutuhan kelas tersebut disediakan oleh orangtua siswa melalui paguyuban kelas yang telah dibentuk setelah pelatihan,” ungkap Seno menceritakan pengalamannya setelah dari madrasah.
Seno mengungkapkan, program budaya baca dilaksanakan rutin setiap hari. Produk-produk literasi seperti booklet, jurnal, dan buku cerita siswa telah dihasilkan. Ada juga infaq buku dari siswa dan orangtua. Buku-buku tersebut dimanfaatkan untuk sudut baca di dalam kelas dan di luar kelas sebagai perpustakaan mini. Di setiap kelas juga tersedia pohon literasi dan pohon prestasi untuk mengapresiasi siswa.
Untuk memperkuat pelaksanaan programnya, madrasah ini juga telah menjalin kerja sama dengan organisasi masyarakat dan komunitas seperti Rumah Zakat, Veloz Club, Dhuafa Kendal, dan organisasi lain. Kerja sama tersebut dilakukan untuk pengadaan buku, sepatu siswa, seragam siswa, dan pemenuhan berbagai kebutuhan sekolah yang tidak tercukupi dari anggaran BOS.
Dalam manajemen sekolah, laporan keuangan dan pengembangan madrasah telah terpajang di tempat yang mudah diakses oleh siapapun. Hal ini menjamin tranparansi dan akuntabilitas dalam anggaran. Kepala MI 53 Turun Rejo, Nadhiroh menyebut kunci programnya bisa terlaksana karena madrasah selalu terbuka dan aktif mengomunikasikan program kepada siapapun.
“Setiap hal yang kami nilai baik selalu kami laksanakan secara sungguh-sungguh. Seperti Program PINTAR dari Tanoto Foundation ini,” terang kepala MI setelah madrasahnya dikunjungi oleh Filantropi Indonesia lalu. Sebagai informasi, karena perubahan positif ini, Tanoto Foundation mengajak kolega dari Asia Phylantropy Circle dan Filantropi Indonesia berkunjung ke madrasah tersebut pada bulan Februari lalu.
Nadhiroh menjelaskan, kunci implementasi praktik baik yang telah dilakukan di madrasah ini yaitu: mencatat praktik-praktik baik yang telah dilakukan dan yang telah ditemukan untuk diimplementasikan, terbuka dengan perubahan yang baik, rutin melakukan supervisi akademik untuk menjaga kualitas pembelajaran, berkomunikasi dengan guru, orangtua siswa dan komite tentang perbaikan madrasah, mengomunikasikan program madrasah kepada berbagai pihak. (ja)