Kendal – Program Pengembangan Inovasi Kualitas Pembelajaran (PINTAR) Tanoto Foundation melatih madrasah dan sekolah mitra di Kabupaten Kendal dengan menggunakan pendekatan MIKIR. Mikir merupakan akronim dari Mengalami, Interaksi, Mengomunikasi, dan Refleksi. Pendekatan ini berfokus pada pembelajaran aktif dan merubah paradigma pembelajaran yang umum dilaksanakan yaitu dari berfokus pada guru menjadi berfokus pada siswa.
“Pelatihan ini mengenalkan unsur-unsur pembelajaran aktif, mulai dari mengalami, interaksi, komunikasi, dan refleksi. Dengan menggunakan pendekatan ini peserta diharapkan mampu mengembangkan potensi siswa secara utuh,” kata Spesialis Pelatihan Guru dan Sekolah Tanoto Foundation Jawa Tengah Seno Muhammad Daud disela-sela acara pelatihan praktik yang baik pembelajaran SD dan MI di Tirto Arum, Kamis (25/10).
Penyampaian materi satu arah dari guru cenderung membuat siswa tidak berfikir kritis, mereka lebih bersikap apatis terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Akibatnya siswa kurang kreatif dan kritis dalam pembelajaran. Dan hal tersebut berdampak pada perkembangan kognitif dan psikologis siswa.
“Pembelajaran seharusnya menghadirkan pengalaman nyata kepada siswa. Menggunakan beragam media dalam belajar, bukan hanya di dalam ruangan, namun juga di luar kelas dengan memanfaatkan ragam sumber belajar yang ada di lingkungan sekolah. Selain itu, siswa juga dlatih bagaimana mengembangkan budaya literasi dan berfikir kritis sejak dini,” lanjut Seno.
Kegiatan pelatihan dilakukan selama 6 hari dibagi dalam 2 tahap yaitu untuk kelas rendah (kelas 1-3) dan kelas tinggi (kelas 4-6). Sejumlah 18 sekolah/madrasah mitra dari Patean dan Brangsong dilatih bagaimana siswa benar-benar mengalami pembelajaran secara konkrit.
Peserta dilatih bagaimana melakukan pembelajaran aktif dengan unsur Mikir, mengelola lingkungan belajar yang efektif, membuat lembar kerja yang mendorong siswa untuk berfikir tingkat tinggi, dan mengembangkan budaya baca sejak dini.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal, Drs Sutadi menyampaikan pentingnya pelatihan ini dilaksanakan secara maksimal. Program PINTAR sudah memberikan contoh yang bagus dalam membuat perubahan. Di level SD/MI semua guru kelas 1-6 dilatih semua, sedangkan di jenjang SMP/MTs diambil masing-masing 3 orang dalam 5 mata Pelajaran. Ini contoh yang baik. Bahwa untuk membuat sebuah perubahan perlu diambil sisi dominan dari sekolah tersebut.
“Praktik baik ini jangan sampai hanya berhenti di ruang ini. Yang harus dilakukan adalah mempraktikkannya di kelas dan di sekolah. Kemudian lakukan terus-menerus secara konsisten sehingga membentuk kumparan magnet positif praktik yang baik di lingkungan sekitar. Selanjutnya sekolah bapak ibu lah yang akan menjadi contoh-contoh praktik baik bagi sekolah lain di Kendal,” ungkap Sutadi.
Kasie Pendidikan Madrasah Kementerian Agama Kabupaten Kendal H. Muslikhan, S.Ag mewakili Kepala Kantor Kemenag Kendal menyampaikan pentingnya implementasi dari Pembelajaran Aktif yang telah dilatihkan kepada Fasilitator daerah yang telah dilatih dan mengimplementasikannya selama sebulan. Fasilitator dari Kementerian Agama telah dipilih, sudah saatnya menyampaikan ilmu yang dilatihkan oleh PINTAR Tanoto Foundation.
“Metode yang baik di masa lalu bisa jadi sudah tidak relevan untuk zaman sekarang. Oleh karena itu, perlu kurikulum dan metodologi serta guru-guru, kepala sekolah/madrasah, dan para pengawas yang berintegritas guna menjawab tantangan kekinian tersebut,” ungkap Muslikhan.
Karena itu, Kasi Penma mendorong setiap peserta untuk selalu terbuka dengan berbagai ilmu yang ada. Terutama ilmu yang dilatihkan oleh para fasiitator yang sudah mendapatkan pelatihan dari program PINTAR Tanoto Foundation.
Di akhir sambutan, Kepala Kemenag berpesan sesuai pepatah Arab bahwa Al-madah muhimmah walakin ath-thariqah ahammu min al-madah (materi pembelajaran penting tetapi metode pembelajaran jauh lebih penting dari materi). Selanjutnya Ath-thariqoh muhimmah walakin al-mudarris ahammu min at-thariqah (metode penting tetapi guru jauh lebih penting dari metode). Kemudian yang terakhir dan yang paling menentukan, Al Mudarris muhimmu walakin ruh al-mudarris ahammu min al-mudarris nafsuhu (guru penting tetapi jiwa guru jauh lebih penting dari guru itu sendiri).