Kendal – Program Pengembangan Inovasi untuk Kualitas Pembelajaran (PINTAR) Tanoto Foundation memfasilitasi para pelaku pendidikan di Asia untuk berkolaborasi dan menemukan praktik baik pendidikan. Pelaku pendidikan yang tergabung dalam Asia Philantrophy Circle (APC) dan filantropi Indonesia diajak untuk melihat langsung pola pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh PINTAR di Kabupaten Mitra yaitu Kendal dan Semarang.
“Sebagai pemimpin kluster pendidikan di organisasi filantropi Indonesia, Tanoto Foundation memiliki kepedulian untuk berbagi pengalaman dan memfasilitasi agar terjalin sebuah pertukaran ide dan kolaborasi yang baik antar sesama filantropi pendidikan. Oleh karena itu, 2 hari ini kami mengajak mereka untuk berkunjung ke mitra di Kendal dan Semarang. Melihat secara langsung implementasi disekolah dan langsung berdiskusi dengan stakeholder pendidikan mitra,” kata Direktur Program PINTAR Tanoto Foundation Stuart Weston disela-sela kunjungan ke Kendal.
Selama kunjungan, 20 orang dari 12 lembaga filantropi diajak untuk berkunjung ke pelatihan fasilator baru untuk diseminasi program PINTAR di SDN 2 Pegulon, kemudian mereka berdiskusi dengan dinas pendidikan dan kepala kantor kementerian agama Kendal. Setelah itu mereka mengunjungi MI NU 53 Turunrejo Kendal, SDN 1 Brangsong dan terakhir mereka melihat pelaksanaan pelatihan peran serta masyarakat mitra UIN Walisongo Semarang di Semarang.
“Mereka cukup terkejut dengan berbagai capaian program PINTAR di Kendal. Dalam waktu yang singkat, sekitar 5 bulan, banyak sekali perubahan yang terlihat, baik dalam manajemen sekolah, peran serta masyarakat, Pembelajaran aktif, dan juga pengembangan budaya baca,” ungkap Stuart.
Kepala Perencanaan Strategis dan Kemitraan Tanoto Foundation Paul Collet menjelaskan, pada 2017, Tanoto Foundation bekerja sama dengan Asia Philanthropy Circle meluncurkan buku panduan berjudul Katalisasi Penghidupan Produktif: Panduan Intervensi Pendidikan Melalui Jalur Akselerasi untuk Skala Besar dan Dampak Maksimal.
Dalam buku panduan tersebut, terdapat empat rekomendasi bagi lembaga filantropi untuk fokus dalam kegiatan meningkatkan kualitas pendidikan: kualitas guru, kepemimpinan guru dan tata kelola sekolah, pendidikan dan pengembangan anak usia dini, dan pendidikan kejuruan.
“Tanoto Foundation fokus pada tiga kegiatan rekomendasi APC, yaitu kualitas guru, kepemimpinan guru dan tata kelola sekolah, dan pendidikan dan pengembangan anak usia dini. Pada 28 September 2018, Tanoto Foundation meluncurkan program PINTAR, yang berfokus pada pada tiga pendekatan, yaitu membangun praktik-praktik baik pembelajaran, manajemen dan kepemimpinan sekolah; mendukung pemerintah menyebarluaskan praktik-praktik baik; dan mendukung Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) dalam pendidikan calon guru.” ungkap pria keturunan selandia baru ini.
Di dalam laporan juga ditemukan bahwa sudah banyak program yang dilakukan oleh filantropi Indonesia namun skalanya masih kecil dan pada daerah-daerah operasi organisasi tersebut sehingga perlu dikembangkan sebuah kolabolarasi dan berbagai sehingga cakupannya bisa lebih luas.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kendal Drs. H. Saerozi, M.Si menyambut kunjungan APC saat berada di MI Nu 53 Turunrejo. KakanKemenag menyampaikan dukungannya terhadap program PINTAR dan mengapresiasi perubahan-perubahan di madrasah. Dengan berbagai tantangan di madrasah, praktik baik dari Tanoto Foundation ternyata memberikan warna tersendiri dalam penyelenggaran pendidikan di madrasah.
“Kolaborasi praktik baik dari program PINTAR memberikan dukungan dalam bentuk lain. Madrasah terbiasa dengan kolaborasi dengan berbagai pihak, kami sangat terbuka sekali. Saya yakin bila kolaborasi ini dilakukan, praktik baik dilakukan dengan konsisten, maka aka nada perubahan yang besar dalam penyelenggaraan pendidikan. Saya melalui bidang pendidikan madrsah akan mendukungnya,” ungkap H Saerozi.
Mariska Estelita salah satu peserta dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) mengungkapkan bahwa dirinya melihat kerjasama yang dibangun olehPINTAR ini memiliki keunikan. Kenunikan tersebut adalah dengan cara melibatkan semua elemen pendidikan. Mulai dari Pemerintah daerah baik berupa MOU atau perjanjanjian kerjasama yang legal dan jelas, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, Lembaga Pendidikan dan Tenaga Kependidikan /Universitas, komite sekolah, guru, Kepala Sekolah, Pengawas, Korwil, kepala desa, perpustakaan dan semua lembaga didaerah yang ada kaitan dengan pendidikan.
“Semua bisa bersinergi dan secara holistic mereka terbuka dan berinisitaif untuk mengahdirkan pendidkan yang terbaik. Ini yang menarik dari Program PINTAR, sehingga kami sangat tertarik untuk berbagi dan berkolaborasi,” ungkap Mariska dengan Antusias.
Tindak lanjut dari kunjungan ini, para filantropi sepakat untuk membuat komunitas pendidikan yang lebih kuat di Indonesia, kemudian mereka akan juga berbagi program untuk saling melengkapi, berbagai softwere internal dan pertukaran ide kretif lainnya.