Kendal – Salah satu faktor penting dalam pengembangan pendidikan adalah dukungan masyarakat. Sejak diberlakukannya undang-undang nomor 20 tahun 2003 semua sekolah telah memiliki komite sekolah yang merupakan wakil masyarakat dalam membantu sekolah. Masyarakat dari berbagai lapisan sosial ekonomi sudah sadar betapa pentingnya dukungan mereka untuk keberhasilan pembelajaran di sekolah.
“Sebetulnya banyak sekali dukungan masyarakat pada sekolah. Namun sampai sekarang dukungan tersebut belum merata dan lebih banyak pada bidang fisik dan materi, seperti: membantu pembangunan gedung, merehabilitasi sekolah, memperbaiki pagar, dan sebagainya. Padahal masyarakat juga dapat membantu pembelajaran, seperti: menjadi guru bantu/guru tamu, narasumber, guru pengganti, mengajarkan kesenian, keterampilan atau agama,” ungkap Teacher School Training Specialist PINTAR Tanoto Foundation Jawa Tengah Seno Muhammad Daud dalam acara pelatihan praktik yang baik peran serta masyarakat di SDN 1 Brangsong, Rabu (23/1).
Masyarakat kaya atau miskin, berpotensi membantu sekolah untuk mendukung proses pembelajaran pada anak-anak mereka. Namun hal ini bergantung pada cara sekolah mendorong peran serta masyarakat (PSM) agar mau membantu. Hal tersebutlah yang pada pelatihan ini menjadi fokus pembahasan bagi sekolah mitra PINTAR di Kendal.
Dalam pelatihan PSM mereka akan lebih banyak dipandu untuk berbagi gagasan, melihat contoh praktik yang baik, mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dalam penyelengaraan pendidikan di sekolah. Dan yang paling utama adalah memberikan solusi serta merumuskan rencana tindak lanjut pengembangan sekolah dengan melibatkan PSM secara maksimal.
“Semua pihak bisa dilibatkan untuk membangun dan mengembangkan sekolah. Baik yang berprofesi jadi supir, satpam, penyadap karet, petani, guru, dokter dan berbagai profesi lainnya, semua bisa gotong-royong membangun kualitas pendidikan. Contohnya Komite bersama guru menggelar 'kelas inspirasi.' Orangtua siswa dengan beragam profesi datang ke sekolah, bercerita tentang pengalaman belajar dan pekerjaannya sehingga menghadirkan inspirasi, motivasi, sekaligus kebanggaan anak terhadap orangtuanya,” ungkap Seno kepada peserta pelatihan.
Seno menjelaskan, kunci untuk mengaktifkan PSM adalah manajemen sekolah yang transparan, akuntabel, dan partisipatif. PSM juga akan terwujud bila sekolah melakukan pendekatan dan terbuka kepada masyarakat baik yang terkait program maupun keuangan.
Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kendal Sutadi, S.Pd saat membuka acara gelombang pertama di Patean (21/1) mengungkapkan bahwa Masyarakat, Sekolah dan Pemerintah merupakan 3 pilar dalam pengembangan pendidikan. Bila satu pilar saja yang terlalu panjang atau terlalu pendek, maka program pendidikan tidak akan berjalan secara maksimal. Kolaborasi dari 3 komponen ini akan menjadikan sekolah kuat dan maju.
“Berbagai cara dapat dilakukan untuk mengembangkan sekolah bila sudah ada titik temu antar sekolah dan masyarakat. Misal sekolah bisa mengembangkan hidden kurikulum, ada target-target sendiri untuk pengembangan sekolah. Hal tersebut yang harus dibicarakan secara jelas kepada semua pihak. Namun strateginya yang harus dikuatkan. Misalnya lulus SD bisa hafal juz 30. Bisa memimpin sholat berjamaah. Output kelembagaan harus jelas dan terukur,” ungkap Sutadi.
Kepala kantor Kementerian Agama Kabupaten Kendal yang diwakili oleh bidang pengembangan tenaga kependidikan Arif Saiful Amar, S.Th.I, ST, MM dalam pembukaan gelombang 2 (23/1) menuturkan bahwa kunci keberhasilan pengelolaan madrasah yang efektif adalah komunikasi. Seorang kepala sekolah dan PSM harus duduk bersama untuk menyusun pola komunikasi yang efektif dan berdaya guna.
“Programnya bukan hanya tentang capaian siswa dan sekolah, namun juga bagaimana sekolah mampu membangun komunikasi yang baik dengan masyarakat. Karena potensi masyarakat bila disinergikan dengan sekolah memiliki daya ungkit yang luarbiasa untuk kemajuan madrasah,” pesan Arif
Pelatihan penguatan peran strategis PSM dilaksanakan dalam 2 gelombang, tanggal 22 diselenggarakan bagi mitra PINTAR di kecamatan Patean dan 23 Januari di Brangsong. Kegiatan diikuti oleh 140 orang peserta berasal dari 24 sekolah mitra PINTAR Tanoto Foundation dari unsur kepala sekolah, guru senior, komite sekolah, pengawas dan fasilitator desa dari Kecamatan Patean dan Brangsong Kendal.