Kendal – Menjadi guru yang terbaik adalah salah satu tujuan Pondok Pesantren Darul Amanah dalam melahirkan generasinya. Karena dengan guru yang baik, akan lahir generasi yang baik pula. Baik dalam bertindak, berpikir, dan bergerak.
Amaliyah Tadris adalah suatu kegiatan praktek mengajar yang diwajibkan oleh Pondok Pesantren Darul Amanah bagi seluruh santri kelas 6 TMI. Dengan tujuan untuk menyempurnakan pemahaman dalam kegiatan ajar-mengajar, Darul Amanah mewajibkan seluruh santriwan dan santriwatinya untuk menempuh praktek mengajar, Amaliyah Tadris.
Tepat pada Kamis (12/1) Pondok Pesantren Darul Amanah Ngadiwarno Sukorejo Kendal mengadakan Amaliyah Tadris Perdana di bawah bimbingan Pimpinan Pondok Pesantren, KH. Mas’ud Abdul Qodir, Wakil Pimpinan, Direktur TMI, serta guru pembimbing Amaliyah Tadris.
Dua delegasi terpilih dari Angkatan kelas 6 TMI, Silva Hanita (6 IPA³) dan Muhammad Ghifari Hadyan (6 Agama¹). Keduanya mengikuti Amaliyah Tadris Perdana di Gedung Olahraga.
Silva Hanita dengan mata pelajaran Tamrin Lughoh yang disampaikan kepada kelas 2 F dan 2 G, sementara Muhammad Ghifari Hadyan Kelas 2 A dan 2 B dengan keduanya masing-masing dihadirkan seluruh anggota angkatan untuk mengawasi apa yang berjalan dalam kegiatan tersebut, bila ditemukan kesalahan, maka akan dicatat dan dipertanggungjawabkan diakhir amaliyah.
Dalam pelaksanaan praktek amaliyah tadris para peserta diawasi juga oleh guru pembimbing supaya pelaksanaan sesuai dengan metode, dan praktek mengajar yang baik.
“Kekeliruan itu bisa berupa metode, substansi materi, atau kekeliruan dalam lisan, bahkan kekeliruan dalam sikap. Misal, ada kesalahan kecil saat menuliskan sesuatu di papan tulis, lalu guru menghapusnya menggunakan tangan: berarti guru tidak mencontohkan kebersihan dan kerapian,” ujar Ustadz Suwardi, selaku salah satu pembimbing.
Catatan kekeliruan itu akan diungkap dan didiskusikan di forum kelompok masing-masing usai praktek mengajar. Dengan dibimbing oleh minimal dua guru pembimbing dalam setiap kelompok, mereka akan mendiskusikannya dan melakukan evaluasi-evaluasi sesuai kaidah pendidikan dan pengajaran yang dianut dan diterapkan oleh Pondok Pesantren Darul Amanah.
Dalam diskusi dan evaluasi itu diberi kesempatan bagi guru praktek untuk melakukan konfirmasi dan bantahan dengan mengemukakan argumen yang lebih kuat. Bobot dan kualitas praktek mengajar semuanya akan dinilai oleh para guru pembimbing.
“Maka, setiap santri kelas VI diwajibkan membuat persiapan bahan ajar (atau yang biasa disebut dengan RPP). Apa saja yang akan dilakukan dan disampaikan di depan kelas di hadapan murid-murid harus ditulis semuanya dengan sistematika penulisan yang sudah baku sesuai yang dituntunkan oleh Pondok Pesantren Darul Amanah,” Pungkas Ustadz Suwardi.
Amaliyah tadris ini adalah bagian dari sistem pendidikan di TMI. Maka, sesuai nomenklatur satuan pendidikan yaitu: “Tarbiyyatul Mu’allimin Wal Muallimat Al-Islamiyyah” (TMI), yaitu tempat persemaian guru-guru muslim yang cakap dan mumpuni.
Begitulah cara Pondok Pesantren Darul Amanah mencetak generasi terbaik. Amaliyah tadris adalah cara terbaik yang dirancang pesantren untuk memperbaiki sistem pengajaran yang dianggap belum memuaskan. (DA/bel)