Kendal – Penentuan awal Ramadhan 1443 H / 2022 M dengan metode rukyatul hilal dilaksanakan di pelabuhan Kendal oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kendal bersama Badan Hisab dan Rukyat Daerah (BHRD), Pemerintah Kabupaten Kendal serta tim rukyatul hilal dari UIN Walisongo Semarang, Jumat (1/4).
Dalam sambutannya Ka Kan Kemenag, Mahrus menyampaikan bahwa keputusan awal Ramadhan tetap menunggu penetapan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama Republik Indonesia. Dengan menggunakan teropong, sejumlah perwakilan tim rukyat mulai melakukan pengamatan. Hasil ini nantinya akan dilaporkan ke pemerintah untuk menjadi bahan sidang isbat.
“Ketetapan menunggu hasil sidang isbat nanti malam di Kementerian Agama Republik Indonesia, harapannya jika terjadi perbedaan awal Ramadhan kita harus tetap tenang dan saling menghormati,” tutur Mahrus.
Rukyatul Hilal adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal saat matahari terbenam pada tanggal 29 bulan Kamariah. Dengan kata lain, rukyat hanya dilakukan manakala telah terjadi konjungsi bulan-matahari dan pada saat matahari terbenam, hilal telah berada di atas ufuk dan dalam posisi dapat terlihat. Ahmad Fuad Al Ansori, tim rukyat dari UIN Walisongo mengatakan di pelabuhan Kendal ketinggian hilal 1 derajat 39 menit 54 detik sudut elomasi 3 derajat.
“Ketika melihat data ini kemudian kita telah melakukan rukyat dan dengan metode tersebut tidak membuahkan hasil atu hilal tidah terlihat pada hari ini,” terangnya.
Hasilnya, Hakim Pengadilan Agama membuat penetapan terkait hasil rukyatul hilal yang dilaksanakan di pelabuhan Kendal bahwa bulan sabit muda atau hilal sebagai pertanda pergantian bulan hijriyah belum terlihat.
“Setelah mambaca dan mendengan keterangan dari perukyat yang ada yang menyampaikan bahwa tidak satupun perukyat melihat hilal,” tegas Abdul Aziz. (bel)