Kendal – Guna mendorong perbaikan kualitas dari krisis pembelajaran khususnya melalui kurikulum merdeka, guru MTs Pondok Pesantren Darul Amanah menyelenggarakan kegiatan Workshop pengembangan Kurikulum, impementasi kurikulum merdeka dan penyusunan perangkat ajar ATP-MA (Alur Tujuan Pembelajaran dan Modul Ajar) di Pondok Pesantren Darul Amanah Senin, (3/7).
Workshop ini diikuti 50 orang peserta yang terdiri dari guru MTs Darul Amanah dengan didampingi narasumber selaku pengawas madrasah yakni Mahassin Ariffi Setya. Dijelaskannya pendidikan merupakan fondasi penting dalam pembangunan suatu bangsa.
“Kurikulum Merdeka menawarkan kesempatan bagi siswa untuk menjadi lebih aktif dalam pembelajaran dan mengembangkan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan masa depan. Dalam hal ini, perangkat ajar memainkan peran yang sangat penting,” jelas Mahasin.
Kurikulum Merdeka menggeser paradigma pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi lebih berpusat pada siswa. Hal ini memberikan ruang bagi kreativitas, inovasi, dan penemuan siswa dalam proses belajar. Guru berperan sebagai fasilitator dan pemandu dalam mengarahkan siswa menuju pencapaian kompetensi yang diinginkan.
Dalam Kurikulum Merdeka, siswa juga didorong untuk mencari dan berbagi sumber belajar yang relevan dengan minat dan kebutuhan mereka. Perangkat ajar harus memberikan panduan yang jelas tentang bagaimana siswa dapat mengakses sumber belajar yang berkualitas dan dapat diandalkan.
Perangkat ajar merupakan sarana untuk mengorganisir, merencanakan, dan mengarahkan proses pembelajaran. Dalam konteks Kurikulum Merdeka, perangkat ajar harus dirancang agar sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran yang berpusat pada siswa. Perangkat ajar yang baik harus mencakup variasi kegiatan pembelajaran, sumber belajar yang relevan, serta evaluasi yang menyeluruh.
Perangkat ajar yang dikembangkan dalam konteks Kurikulum ini harus mendorong interaksi antara siswa, guru, dan materi pembelajaran. Penggunaan teknologi pendidikan dapat memfasilitasi pembelajaran yang interaktif, seperti penggunaan multimedia, simulasi, dan platform pembelajaran online.
Implementasi dan pembuatan perangkat ajar tidaklah tanpa tantangan. Beberapa tantangan yang mungkin dihadapi antara lain resistensi terhadap perubahan, kurangnya pengetahuan dan keterampilan guru, serta keterbatasan sumber daya.
Evaluasi dalam Kurikulum Merdeka lebih bersifat formatif, yang berarti digunakan sebagai alat untuk membantu siswa memperbaiki pemahaman mereka. Perangkat ajar harus mencakup instrumen evaluasi yang variatif dan memberikan umpan balik yang konstruktif kepada siswa. (DA/bel)